Hallo!
Hai!
Bismillah ini review
novel pertama gue di blog ini. Dulu jaman kuliah sering banget ngereview buku atau novel tapi cuma di wall facebook dan facebooknya udah lama banget ke hack
jadi baru iseng ngereview lagi ya
sekarang.
Oke skip ya,
anggap aja itu intermezzonya gue
sebelum bener-bener kita review
tentang si buku ngejreng yang bikin si pembaca mesem-mesem ini.
#TEMANTAPIMENIKAH tuh tampak luar aja se-simple itu
lho. Cuma buku dengan cover warna kuning dan disisi kanannya dibubuhi tulisan
judul buku dan sipenulis buku pake font ‘amatic’. Novel ini pertama kali cetak
Agustus 2016, mereka sempet buka PO juga sekitar 300 eksemplar + tandatangan
mereka berdua. Sayangnya gue nggak berkesempatan buat ikutan PO karena telat
daftar alhasil gue beli novelnya di toko buku setelah resmi launching.
Dibuka dari kata pengantar aja udah ngerasa banget
kalau hubungan mereka tuh sebenernya udah deket cuma ya emang nggak diiket sama
kata pacarana aja. Cinta dan sayang pasti ada tapi selama ini mereka keep demi kata sahabat (hahaha ya nggak
sih Yu, Dit? Tapi kalau salah maafin deh gue sotoy). Dan salut juga nih sama
Ayu, dia sukses bersalin normal pervaginam ditangan seorang bidan handal Ibu
Robin (as a midwife, gue ikut bangga).
Prolog dari novel ini pun simple, nggak kependekan
nggak juga kepanjangan dengan narasi. Tapi langsung tepat sasaran kalimat Ditto
nembak Ayu. Dari novelnya aja udah bisa ngebayangin aura mereka berdua kayak
apa.
Novel ini membagi chapternya dengan julukan ‘keping’.
Cerita didalamnya dibagi menjadi lima keping itu berarti novel ini terdiri dari
lima chapter. Ini juga yang membuat
si pembaca nggak bosen dengan alur yang mereka tulis. Mereka membagi mid-chapternya sejumlah tiga puluh empat
yang ditiap-tiap mid-chapter mereka
bubuhi kalimat-kalimat manis dan ini salah satu kutipan favorite gue yang ada
di mid-chapter dua belas, keping
kedua halaman tujuh puluh tujuh “Jodoh
itu nggak usah jauh nyarinya. Lihat disekeliling lo, siapa tau salah satunya
jadi jodoh lo.”
Novel ini menceritakan asal mula sejarah persahabatan
mereka sejak duduk di bangku SMP. Hari pertama MOS disalah satu SMP Negeri di
Jakarta. Ditto kaget ada suara cewek negur sambil tanya kursi kosong
disampingnya. Dan si bocah SMP ini terkesima dengan pribadi Ayu yang cuek,
tomboi dan masa bodo walaupun Ditto tau latar belakang Ayu pada masa itu ialah
seorang artis sinetron. Kebetulan atau rejeki, peraturan dikelasnya menyuruh
siswa duduk dengan lawan jenis. Ditto dan Ayu yang dari awal sudah duduk sesuai
peraturanpun menyambut dengan gembira. Kedekatan berlandaskan sahabatpun
dimulai diantara mereka. Ayu nggak pernah absen nonton dan kasih support ke
Dittto tiap ada turnamen atau sekedar tanding lawan antar kelas pertandingan
futsal. Nggak sampe situ, Ditto ngajak Ayu buat gabung satu band dan menawarkan
posisi vokalis alih-alih biar bisa deket terus sama Ayu, kalo kata Ditto dalam buku
ini.
Rasa kebersamaan yang dituangkan di buku ini begitu
terasa bila kita diajak menilai dari sudut pandang persahabatan. Mereka
membuktikan dengan tetap memilih sekolah yang sama setelah lulus SMP. Namun Ditto
harus rela dan berlapang dada karena saat SMA mereka tidak berkesempatan untuk
satu kelas, begitupun dengan penjurusan. Ditto berhasil masuk IPA sedangkan Ayu
IPS. Dramatisnya nih, disini kita sedikit disuguhin konflik Ditto nekad pindah
jurusan ngikut Ayu yaitu IPS.
Tiap-tiap keping tidak pernah absen tentang momen
kedekatan Ayu dan Ditto. Termasuk kisah asmara mereka masing-masing, baik Ayu
maupun Ditto. Dibaca dari isi ceritanya mereka berdua juga bisa dikatakan ‘player’. Nggak Ayu maupun Ditto nggak
pernah lama ngejomblo dan nggak lama juga punya hubungan dengan pacarnya.
Bahkan sesekali mereka ngedate bareng walau habis itu masing-masing dari mereka malah hubungannya berakhir. Contoh yang nggak kebayang sama gue pribadi adalah tragedi hamster, antara Ditto sama pacarnya atau Ayu, padahal dia kan artis, cantik pula tapi apes banget kalau kisahnya pahit karena beberapa kali diselingkuhin sama pacarnya.
Kebersamaan Ayu dan Ditto terpisah ketika lulus masa
SMA, Ditto memilih melanjutkan pendidikan di Bandung dan Ayu menetap di Jakarta
untuk kuliah dan meneruskan karir keartisannya. Biarpun begitu komunikasi tetap
terjaga dengan saling tukar kabar melalui SMS pada zaman mereka.
Lalu apa yang membuat akhirnya mereka menikah? Kalo gue
ulas semua disini, gue ngeri bakal disambit sama Ayu dan Ditto karena
ngebocorin dari awal sampe akhir isi si buku kuning jadi kalo bagian paling
krusialnya sih mendingan temen-temen lanjutin sendiri dengan membeli novelnya yang
masih nangkring di rak buku best seller diseluruh toko buku se-Indonesia.
Dijamin senyum-senyum jijik gimana gitu ya bacanya. Karena
menurut gue inti cerita mereka ya di momen ini, momen dimana Ditto memaksa
lubuk hatinya yang paling dalam untuk memperjuangkan apa yang telah lama ia simpan
dan ia jaga sendiri, juga Ayu dengan segala keikhlasannya kalau akhirnya
hatinya berlabuh kepada sahabatnya sendiri. Dan kalo udah baca yang kuning ini
dijamin mau nerus buat baca yang ijo alias buku #TEMANTAPIMENIKAH2 lanjutan
cerita mereka setelah menikah, masa-masa sekala masih dalam kandungan dicampur
konflik rumahtangga mereka berdua.
Psstt...ini kenang-kenangan doa mereka pada saat event book sign #TEMANTAPIMENIKAH di Gramedia Karawaci tahun lalu. ketika Ditto dan Ayu nggak cuma kasih tandatangan di buku itu tapi juga menyisipkan sebuah pesan buat gue, dan setelah itu kita bertiga ketawa bersama.. (mungkin kalian lupa, tapi gue inget banget tampang kalian berdua lucu)
Psstt...ini kenang-kenangan doa mereka pada saat event book sign #TEMANTAPIMENIKAH di Gramedia Karawaci tahun lalu. ketika Ditto dan Ayu nggak cuma kasih tandatangan di buku itu tapi juga menyisipkan sebuah pesan buat gue, dan setelah itu kita bertiga ketawa bersama.. (mungkin kalian lupa, tapi gue inget banget tampang kalian berdua lucu)